
Pernahkah kamu merasa sulit berkonsentrasi, mudah lupa, atau mood tiba-tiba menurun, padahal tubuhmu tidak sedang sakit? Salah satu penyebab tersembunyi bisa jadi adalah dehidrasi ringan. Banyak orang mengira kekurangan air hanya berdampak pada rasa haus atau kulit kering. Padahal, otak—yang merupakan pusat kendali tubuh—sangat bergantung pada hidrasi untuk bekerja secara optimal.
Sekitar 73% jaringan otak terdiri dari air. Tanpa asupan cairan yang cukup, sel saraf tidak bisa berkomunikasi dengan baik, sehingga fungsi kognitif seperti fokus, daya ingat, dan pemrosesan informasi jadi melambat. Bahkan, studi menunjukkan bahwa dehidrasi ringan (hanya 1-2% dari berat badan) sudah cukup membuat seseorang sulit berkonsentrasi dan lebih mudah lelah secara mental.
Bayangkan otak seperti sebuah mesin komputer. Jika listriknya stabil, kinerjanya lancar. Tapi jika arus listrik menurun, kinerja melambat dan error lebih mudah terjadi. Begitu pula dengan otak kita—air adalah “listrik” yang membuat sistem berjalan sempurna.
Kreativitas tidak hanya muncul dari inspirasi, tetapi juga dari kondisi otak yang segar. Ketika cukup minum, aliran darah ke otak lancar, membawa oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan. Hal ini membuat otak lebih siap untuk berpikir “out of the box”, menemukan ide baru, dan memecahkan masalah dengan cara kreatif.
Sebaliknya, saat tubuh kekurangan cairan, otak mudah stres. Hormon kortisol meningkat, pikiran jadi sempit, dan ruang bagi kreativitas semakin mengecil. Tidak heran jika orang yang rajin minum air terasa lebih tenang, fleksibel, dan produktif.
Setiap orang memiliki kebutuhan cairan yang berbeda, tergantung usia, berat badan, aktivitas, dan kondisi lingkungan. Namun, rata-rata orang dewasa membutuhkan sekitar 2–2,5 liter per hari.
Berikut pola sederhana yang bisa membantu menjaga hidrasi otak sepanjang hari:
Pagi hari: Segelas air setelah bangun tidur untuk “menyalakan” sistem tubuh.
Saat bekerja/belajar: Minum 1 gelas setiap 1–2 jam agar konsentrasi terjaga.
Sebelum makan: Segelas air membantu pencernaan lebih optimal.
Sore menjelang malam: Segelas air hangat untuk menjaga metabolisme tetap seimbang.
Di zaman ketika pekerjaan banyak dilakukan di depan layar, dehidrasi sering tidak terasa karena tubuh jarang bergerak. Banyak orang hanya ingat minum setelah merasa haus, padahal rasa haus adalah tanda bahwa tubuh sudah mulai kekurangan cairan. Untuk itu, biasakan membawa botol air ke mana pun, dan pasang alarm kecil sebagai pengingat untuk minum.
Dengan pola minum yang teratur, kamu tidak hanya menjaga tubuh tetap sehat, tetapi juga memberi “bahan bakar” terbaik bagi otak agar lebih fokus, produktif, dan kreatif.
Harvard Health Publishing – How much water should you drink?
Journal of Nutrition – “Mild Dehydration Affects Mood in Healthy Young Women” (2012).
National Library of Medicine – “Hydration and Cognitive Performance” (2010).
Mayo Clinic – Water: How much should you drink every day?